Wednesday, 25 July 2018

Selamat Hari Anak Nasional

Saat itu, gue gak sengaja lihat postingan instagram salah satu idola gue, bung fiersa besari sang penulis garis waktu. Saat itu gue melihat post yang dia publish tentang kepergian ayahnya. Sejenak gue merasakan flashback saat dimana gue merasakan hal yang sama. Kehilangan seorang yang disayang, seorang pelindung, seorang yang sayang dengan anaknya tanpa harus sering bilang "ayah sayang denganmu nak" . 

Gue jadi teringat bagaimana saat kecil dulu, ego gue muncul saat meminta ayah menuruti apa yang gue mau. Gue gak mengerti apa yang ayah gue hadapin melawan kerasnya dunia diluaran sana, gue gak mengerti bagaimana keadaan ekonomi keluarga, apa ayah hari ini mendapat cukup rezeki dan lain-lain. Yang gue tau gue mau ini dan itu harus ada. 

Terkadang gue juga pernah iri dengan cerita teman gue kecil dahulu yang bangga akan profesi ayahnya sebagai seorang polisi, TNI, PNS, Bankir. Sedangkan ayah gue hanya buruh swasta di sebuah PT. Kalau dipikir sekarang mungkin gue kurang bersyukur dengan keadaan saat itu, tapi "namanya juga anak kecil" kata orang yang sudah di fase dewasa. Masih bisa dimaklumi.

Dan saat gue menemani kepergian beliau menemui sang pencipta di akhir hayatnya, gue masih belum percaya bahwa itu saat terakhir gue menikmati waktu dengan beliau. Benar apa yang di nyanyikan bung fiersa - tentang ayah, di youtube nya. Gue merasa ingin ayah kembali agar ada yang melindungi gue dan membuat ayah gue bangga akan gue.


Tapi itu semua memang sudah berlalu dan hidup akan terus berjalan hingga gue pun menemui batas usia gue. Seperti siklus hidup, Lahir - menjadi bayi - anak-anak - sekolah SD - Remaja SMP hingga SMA - masa transisi ke dewasa - bekerja - menikah - mempunyai anak - pergi. 

Gue baru mengerti keadaan menjadi seorang ayah dimana saat gue kehilangan beliau, dan harus menjadi tulang punggung keluarga. Gue akan melakukan apa saja, menahan rasa sakit, demi bisa memenuhi kebutuhan keluarga gue selama itu masih halal dalam gue mencari nafkah dan rezeki yang disediakan oleh Tuhan. 

Dan saat ini gue sedang mengalami fase menjadi seorang calon ayah. Yap, gue udah menikah tiga bulan lalu. Gue dan istri gue diberi kepercayaan oleh sang Maha Pencipta utnuk sang junior penerus perjuangan untuk agama, juga bangsa gue. Apapun akan gue lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga gue, keluarga kecil gue. Ya, untuk ibu dan adik-adik gue, juga keluarga kecil gue,  istri dan calon anak gue yang memberi arti kehidupan gue. Gue gak peduli akan panas dan hujan, kerasnya dunia yang mesti gue hadapin, sebagai seorang karyawan di sebuah tempat pelayanan pengisian BBM, dimana orang menyebutnya POM bensin atau SPBU Pertamina. Semoga anak gue nanti bangga akan profesi ayahnya seperti di video ini. Selamat Hari Anak Nasional yap calon Riyan Jr. Dari ayahmu yang sedang berjuang untuk keluarga kecil kita. Semoga saat besar nanti kamu membaca tulisan ayah ini :)


No comments:

Post a Comment