Dalam hidup, kita banyak bertemu orang-orang baru, hanya bedanya ada yang hingga kini berteman dekat, ada yang sebatas berkenalan dan hanya saling kenal, ada yang berpapasan kemudian berlalu. Tapi ada juga yang namanya perkenalan singkat, perkenalan yang hanya terjadi di saat itu sedang berlangsung saja, bahkan terkadang kita mengenal hanya lewat obrolan tanpa mengenal nama. Gue terpikir buat menulis postingan ini saat beberapa hari yang lalu, waktu gue dalam perjalanan di bis untuk pulang ke daerah asal gue, metro. Di antara perkenalan singkat itu masih ada beberapa yang gue inget, tapi ada juga yang masih saling contact. Walau di tempat yang sama, tapi dengan orang yang berbeda. Lucu ya, bagaimana bis bisa menjelma menjadi tempat perkenalan singkat.
Akses transportasi yang gue gunakan untuk berangkat kerja ke sribhawono ataupun pulang kerja ke metro, lebih sering menggunakan bis. Karena perjalanan yang cukup jauh, bis juga menjadi tempat gue untuk berisitirahat selama dalam perjalanan. Dan di tempat ini juga gue berinteraksi dengan orang-orang baru. Gue sering ngobrol dengan kernet bis walau hingga kini kita enggak saling tau nama, gue juga terkadang mengobrol dengan penumpang lainnya yang saat itu duduk disebelah gue ataupun sampingan tetapi di tempat duduk yang berbeda, atau juga saat kita berdiri bersama ketika tidak mendapat jatah bangku. Bahkan gue sering mengobrol dengan para pekerja ojek juga penarik becak saat gue menunggu bis yang siap mengantar ke tempat tujuan gue tiba, tanpa kita mengenal nama.
Sudah setengah jam gue dan penumpang lainnya menunggu, akhirnya bis jurusan rajabasa - labuhan maringgai itu tiba. Semua berebut masuk bis agar bisa segera mendapat tempat duduk. Gue duduk di dekat pintu masuk belakang, dan gue duduk dengan penumpang yang enggak gue kenal. Saat gue mencoba memainkan musik di blackberry gue yang tersambung via headset, penumpang disebelah gue tiba-tiba bertanya "kakak mau kemana?" gue jawab "ke sribhawono". "kakak kerja atau memang tinggal disana?" dia kembali bertanya, dan gue menjawab "kebetulan tinggal di metro dan kerja disana". tiba-tiba dia mengenalkan dirinya "namaku vika kak. aku tinggal dan kerja di BMT daerah tridatu tapi kuliah di *** metro. nama kakak siapa?", gue jawab "oh gitu. nama saya riyan" dan obrolan pun berlanjut ke obrolan tanpa arah selama dalam perjalanan, hingga tiba di pasar tridatu, tujuan dari perjalanannya. Sesaat sebelum dia turun, kita bertukar pin, dan dia bilang "duluan ya kak. semangat kerjanya". Orang yang enggak pernah gue kenal sebelumnya, tanpa rencana, tapi semesta mengaturnya agar kita mengenal.
Pernah juga saat gue akan pulang ke daerah asal gue, metro gue berkenalan dengan cewek yang sampai saat ini gue juga enggak tau dia siapa. Kebetulan waktu itu gue balik saat pagi, FYI biasanya gue balik siang sesaat setelah gue kerja shift pagi selesai. Tapi berhubung gue kemarin ketinggalan bis, jadi baliknya keesokan paginya. Karena jadwal bis ini hanya ada saat pagi dan siang. Setelah lima belas menit menunggu, bis itu tiba. Penumpang masih sepi, gue leluasa untuk memilih tempat duduk karena masih banyak yang kosong. Gue memilih di bangku tengah. Wangi aroma durian memenuhi ruangan bis. Tiba-tiba ada cewek di seberang bangku gue ngomong ke arah gue "pusing nih gue" sambil menutupi hidungnya dan memegangi kepalanya. Gue tanya balik "kenapa?" , "bau durian" dia menjawab. Gue mencoba mencari sebenernya darimana aroma itu berasal. Kadang gue heran, wangi yang seenak gini tapi kenapa ada orang yang enggak suka. Lalu dia tanya lagi "cari apaan lu?", gue jawab "nyari siapa yang bawa duriannya" . Dan dia bilang lagi dengan aktifnya "yang bawa gue. Liat noh dibawah bangku gue. Aneh ya, gue yang bawa tapi gue yang pusing. Demi temen-temen nih. Gue pulkam pada minta bawain oleh-oleh durian karena lagi musimnya. Kebetulan bokap punya kebun durian, jadi ini hasil panen keluarga gue loh. Kapan-kapan mesti cobain maen lu nyicipin durian tempat gue". Gue coba tanya "emang rumah lu dimana?" dan dia jawab "di labuhan, enggak jauh kok dari komplek kebun-kebun durian pinggir jalan". Gue bingung dimana itu tempat, bayangin aja enggak sanggup, karena gue jarang berkeliaran ke daerah sana. "nah terus lu mau kemana?" tanya gue, dia jawab "ke kosan gue di balam, gue kuliah di teknokrat, anak SI". dan setelah agak berbincang beberapa lama, obrolan kita pun terhenti karena banyak penumpang yang naik bis saat memasuki daerah way jepara hingga gue tiba di metro. Saat turun gue cuma bilang ke arah dia "duluan ya" dan "oke" dia jawab.Sampai sekarang gue enggak tau dia siapa, hanya di bis kita bercengkrama.
Pernah juga gue bercengkrama tanpa mengenal nama dengan seorang beretnis china. Dia kerja di perusahaan BW yang berlokasi di labuhan ratu. Karna kita duduk bersebelahan, kita banyak bertukar cerita. Dari seputar hidupnya hingga aktivitas dia yang sering mendapat jatah shift III saat bekerja. Saat dimana banyak orang-orang tertidur dengan lelapnya. Gue pernah bertemu orang itu lagi saat enggak sengaja gue ke mini market, dan kebetulan dia berbelanja. dia masih inget gue dan tanya "pulang lu, enggak kerja?" gue jawab "iya ko, off ni. koko juga libur?", dia tanya "iya. gue duluan ya", "sip" gue jawab.
Pernah juga gue menaiki bis dan duduk dengan kakek-kakek yang gue enggak kenal nama kakek itu siapa. Percakapan ini sedikit gue translate dulu ke bahasa indonesia karena kalian yang baca belum tentu tau bahasa javannese. "mau kemana le" kakek itu bertanya. Gue jawab "ke metro mbah. mbah mau kemana?", kakek itu menjawab "mau ke metro mbah le.njengukin anak mbah, udah lama ndak ketemu. nanti kalau sampai metro ngomong ya le. Soalnya mbah udah lama ndak ke metro, mbah juga udah tua, udah pikun". "njih mbah" gue jawab. Sepanjang perjalanan gue dan kakek itu pun sama-sama tertidur. Tapi ada yang lucu dengan kakek ini, jadi sebentar-sebentar beliau bangunin gue buat bertanya "sudah sampai belum? ini udah sampai mana?", dan disaat itu juga gue menginformasikan kalau kita belum sampai tujuan dan baru sampai daerah jepara lama, labuhan ratu, tridatu, sukadana, gedong dalem, jojog, siraman, pasar pekalongan, hingga 21 polos. itu jawaban yang gue berikan saat beliau bertanya.
Dan masih banyak perkenalan-perkenalan singkat yang gue alami di bis rentang satu tahun lebih ini, yang mungkin akan terlalu panjang kalau gue ceritain semuanya disini. Banyak hal dalam hidup yang enggak pernah terencana tapi itu terjadi secara spontanitas, seperti perkenalan-perkenalan singkat ini. Kita tidak pernah mengenal sebelumnya, tapi dipertemukan untuk saling mengenal, kemudian berlalu begitu saja. Sekian :)
No comments:
Post a Comment