Wednesday, 4 November 2015

teruntuk kamu Ratna Dila

Sesal tak ‘kan ada artiKarna semua t’lah terjdiKini kau t'lah menjalaniSisa hidup dengannya
Mungkin salahku… Melewatkanmu…Tak mencarimu… Sepenuh hati…Maafkan aku…

Kesalahanku… Melewatkanmu…Hingga kau kini… Dengan yang lain…Maafkan aku…
Lagu sheila on 7 - yang terlewatkan mengalun dengan syahdunya saat gue menulis postingan ini. Sebenarnya sudah lumayan lama tulisan ini gue buat, cuma baru sekarang gue kepikiran buat nulis ulang dan gue sesuain dengan saat ini. Yap, lirik itu ngewakilin apa yang waktu itu sedang gue rasain. Perasaan menyesal, karena sudah menyia-nyiakan seseorang yang sayang sama gue, sampai pada akhirnya dia menyerah karena sikap gue, dan dia menemukan pengganti yang lebih baik dari gue. Betapa bodohnya gue karena dulu gue nyia-nyiain dia, gue bermain hati sana-sini, sampai enggak pernah pikirin perasaan dia saat itu gimana. Memang butuh waktu buat gue sebagai seorang manusia buat belajar akan sesuatu hal, dan kehilangan mungkin salah satu pelajaran yang bisa gue petik agar gue ngehargain yang gue milikin saat ini.

Waktu gue bener-bener ngerasa kehilangan dia, kenapa gue baru sadar kalau dia itu baik buat gue, banyak berkorban perasaan demi gue, tapi gue enggak pernah peduli. Dan sampai akhirnya dia menyerah, dan mencoba menjalani hari-hari tanpa gue. Kita masih saling menjalin hubungan pertemanan, tapi tidak untuk hal yang lebih dari itu. Gue pernah mencoba, buat mengulang semua cerita itu. Tapi gagal. Kepercayaan memang hal yang sulit di dapat.

Gue mencoba menerima keadaan, dan gue enggak boleh jalan ditempat seperti shuffle dance. Gue mencoba membuka lagi dengan hati yang baru, menjalani dengan hati yang baru, tapi endingnya gue enggak menemukan sebuah kenyamanan. Hubungan gue secara kasat mata terlihat sangat menyedihkan karena dijalani dengan salah satu pihak yang merasa tidak nyaman. Sampai pada saat ketika ayah gue meninggal. Gue sempet shock, sempet enggak percaya, rasa kehilangan, dan rasa-rasa lain itu bercampur menjadi satu. di setiap sholat gue ada doa yang gue sisipin semoga gue dipertemukan dengan perempuan yang bisa menentramkan hati gue dan menjadi penyemangat dalam hidup gue sehingga gue tetep semangat menjalani hidup ini. dan tidak lama do'a itupun terjawab. 

Ternyata orang yang selama ini gue cari ada di dekat keseharian gue. Dia sudah lama memelajari keseharian gue, dari makanan yang gue suka, minuman yang gue suka, hal-hal lain yang gue suka sampai hal yang enggak gue suka. Dia yang sering sediain sarapan buat gue, sedian minuman teh atau cappucino di setiap jam kerja gue entah saat gue shift pagi, shift siang ,dan longshift saat kita kerja bareng. Dia yang rajin membantu tugas-tugas gue, dia yang jadi teman curhat gue, dan banyak hal yang gue lakuin bareng dia selama kita bekerja. Yap, dia kasir gue sendiri.

Aneh memang, baru kali pertama gue ngerasain jatuh hati dengan rekan kerja sendiri. Tapi namanya tumbuhnya perasaan enggak ada yang bisa mengatur mau dimana dia tumbuh dan dengan siapa dia tumbuh. Setahun gue kenal, entah kenapa gue merasa nyaman dengan sikap dan sifat dia. Semua orang pasti memiliki plus dan minus, dan itu satu kesatuan ciptaan Tuhan yang enggak bisa dipisahkan karena kita tercipta sebagai manusia yang merupakan tempatnya salah juga lupa.

Sampai akhirnya gue mencoba menjalani hubungan lebih dari sebagai teman atau rekan kerja dengan dia. Sempat hubungan kita dibumbui dengan pertengkaran, masalah, dan hal lain dalam suatu hubungan. Tapi alhamdulillah kita bisa mengatasinya. Dia yang sabar menjalani hubungan backstreet dengan gue pada awal-awalnya, karena gue khawatir dia terpengaruh dengan omongan-omongan orang di luar sana yang kurang suka dengan gue atau imej gue, gue takut dia kenapa-kenapa karena ada yang sakit hati waktu tau gue menjalani relationship dengan dia, menjalani hubungan LDR saat gue mutasi dan kita terpisah jarak walau enggak jauh tapi membuat kita susah bertemu seperti yang lain, intinya gue pengen hubungin ini lancar, bisa menghadapin masalah bareng, hubungan awet, dan gue enggak pengen dia kenapa-kenapa karena gue sayang sama dia. 

Enggak kerasa, sudah 15 bulan lebih hubungan gue dengan dia berjalan. Penyesalan yang sebelumnya gue rasain sudah enggak gue rasain lagi, karena gue dapet pengganti, yang bagi gue mudah-mudahan untuk saat ini sampai dengan seterusnya dia yang terbaik buat gue. Sekarang baik gue dan dia sudah enggak backstreet lagi, kita sudah saling kenal sama keluarga, saling mengerti satu sama lain, dan kita punya usaha bareng. Walau usaha kecil, hanya produksi batu bata untuk membangun sebuah bangunan, tapi gue yakin suatu saat usaha kita bakal lebih berkembang, karena kita juga punya rencana enggak hanya punya satu usaha walau kita sekarang masih berposisi karyawan di sebuah perusahaan SPBU. Dan gue berharap, semoga hubungan kita akan terbangun kokoh seperti sebuah bangunan yang salah satu bahan initnya batu-bata, seperti usaha yang kita jalani saat ini. dan semoga dia memang benar jawaban dari do'a yang pernah gue ucapkan. Aamiin

Dan buat kamu Ratna Dila, banyak tulisan yang mungkin enggak akan pernah ada habisnya aku tulis tentang kamu, karena banyak hal bahagia dan menyamankan yang aku rasain yang enggak semuanya bisa aku tuang lewat tulisan atau kata-kata, yang aku dapat itu semua dari kamu. Jangan pernah berubah & jangan pernah menyerah menghadapi semuanya denganku. Mudah-mudahan hubungan kita dimudahkan jalannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. 

aku beruntung punya kamu. seperti lagu  sheila on 7 - beruntungnya aku yang menemani kerja ku siang hari ini. Makasih sayang 

mengenal dirimu ku jalani denganmusaat marah aku lupa semua kelebihanmumengingat awal kita memulai sebuah ceritaada saat terluka hiasi masa bahagia

kau menyadarkan aku kita bukan makhluk sempurnamendekati pun tidak tanpa kau melengkapiku harus berkaca, hanya beginilah akuberuntungnya aku memiliki dirimu

No comments:

Post a Comment