Thursday, 3 December 2015

Visit Pahawang Island

Hai..hai..haiii. jumpa lagi di postingan gue. Kali ini gue mau berbagi ke kalian tentang salah satu syurga dunia ciptaan Tuhan, yaitu Pahawang island. Banyak orang menyebut pahawang ini syurga nya lampung. Dan gue meng-amini hal tersebut. Karena emang begitu faktanya. "Kenapa gitu kalau gue posting tentang perjalanan gue dari pahawang, masalah? bodo amat. Suka-suka gue dong". Sorry, tadi pas ngetik itu gue lagi kesurupan arwahnya hesti sundari sang penginjak bunga amaryllis  di dusun Ngasem Ayu, Pathuk, Gunung Kidul, JogjakartaYang konon katanya, bunga itu hanya mekar setahun sekali tepatnya di awal musim hujan sekitar bulan november - desember. Ini kenapa ada hestisundari_ disini ya. Lupain, kita kan mau bahas perjalanan ke pahawang, kenapa bahas makhluk enggak penting dan enggak berperiketanaman itu.


Sebenernya perjalanan ini sudah kita rencanakan sekitar satu bulan yang lalu. Tapi karena masih memasuki fase bulan syuro dalam kalender jawa yang mitosnya bulan penuh musibah dan dipenuhi aura mistis, kita tunda kepergian itu. Aslinya sih bukan karena bulan syuro nya, tepatnya kita belum gajian, karena kita belum gajian jadi enggak ada duit, karena enggak ada duit kita enggak jadi pergi. Sebenernya bisa aja kita pergi, tapi kita harus rela kembali lagi menjadi anak mess sejati yang kesehariannya makan indomie, energen, dan promaag. Dan kita enggak mau, karena kita adalah manusia mess move on yang disingkat M3. Karena makanan kita lebih ke junk food dan nasi + ikan asin + sambel. Horang kayaah.

Awal rencana perjalanan kita sebenernya ke kahai beach yang terletak di Kalianda, Lampung Selatan. Tapi saat tiba H-1 keberangkatan, malam harinya kita mendadak hilang ingatan merubah rencana ke Negara Api Pahawang Island, karena kita penasaran akan syurga bawah laut Lampung. Setelah berhasil mengatur libur, dan menyiapkan segala persiapan seperti akomodasi dll, selasa satu desember kita berenam pun berangkat dengan tyrex dan elang mobil yang telah kita sewa, yang terdiri dari gue, mister edi, mister lukman, mister harris, mister coki dan mister rama penceng. Kita berangkat pukul tujuh pagih dari Sribhawono Lampung Timur, melewati rute Sribhawono - Pugung - Tanjung Bintang - Bandar Lampung - Lempasing - Hurun Hanura - Klara Beach Pesawaran. Perjalanan yang kita tempuh untuk sampai ke Klara Beach memakan waktu empat jam. Karena faktor pacar balikan lagi sama mantannya jalan yang masih belum mulus seutuhnya saat memasuki Pugung - Tanjung Bintang, razia gabungan polisi, macet, dan kita mampir makan karena kita belum sarapan. jam sebelas siang kita tiba di Klara Beach.


selfie di perjalanan, penceng shok ngeliat mukanya di kamera hp


Setelah membayar uang masuk sebesar 30k, kita pun memarkir kendaraan di area yang telah disediakan. Cukup murah, satu mobil dengan isi enam orang hanya 30k. Sesampainya di klara, banyak yang menawarkan jasa penyeberangan ke kelagian, pahawang dan tanjung putus. Setelah kita bernegoisasi, kita menyetujui saga transfer tersebut sebesar 400k tujuan pahawang. Dan akhirnya gue resmi menjadi pembelian teranyar Manchester United kita pun bersiap-siap untuk berangkat ke pahawang dengan hati yang happy. Mungkin karena ini hari biasa bukan weekend, jadi harganya miring. Fyi, biasanya saat weekend harga yang ditawarkan sekitar 500-600k. Padahal harris sempet menawar dengan harga 450k saat kita sudah deal dengan harga 400k. Tapi mas-mas si penawar jasa penyeberangan sombong banget, dia enggak mau nerima penawaran harris, padahal harris lagi banyak uang. Dan sebelum berangkat, kita menyewa alat snorkling, dengan harga per satu set alat 50k. Dan gue saranin buat kalian yang ingin menyeberang ke pahawang, lebih baik lewat klara daripada ketapang. Karena jarak klara lebih dekat dengan pahawang, kecuali kalau kalian betah berlama-lama di perahu sih.


di dermaga klara


foto di perahu saat mau berangkat

Perjalanan saat penyeberangan memakan waktu sekitar 30 - 45 menit, lumayan lama ya. Tapi seenggaknya, enggak lama kaya nunggu dia putus dari pacarnya, moveon dari mantannya atau nunggu cewek perawatan di salon. Selama perjalanan kita dijejali dengan pemandangan aktivitas para nelayan serta populasi pohon bakau yang tumbuh di area-area pulau kecil. 

Tapi perjalanan kita enggak langsung menuju pantai Pahawang, tapi kita menuju spot snorkling pertama yang disarankan oleh si mas-mas nahkoda perahu. Cuma membayar parkir perahu sebesar 20k. Tapi nampaknye dewi fortuna masih berpihak pada kita. Rupanya petugas parkirnya sedang enggak ditempat, jadinya parkir perahu di area snorkling pertama ini, Gratis. Gue ulangi Gratis. Anak mess coy, lumayan bisa buat beli kerupuk 20 bungkus hahaha. Tapi ada satu hal yang gue pikirin saat ada wacana parkir perahu. Apa perahunya di tutupin pake kardus biar enggak kepanasan, terus dikasih nomoir antrian, dipesenin jangan dikunci stang, juga pas mau pergi perahunya dibantuin keluar dari area. Harusnya pemerintah mensosialisasikan tutorial parkir perahu di youtube biar parkiran perahunya rapi dan enggak liar.









Sumpah, pemandangannya juara banget gan. Begitu gue liat pemandangan bawah lautnya, gue kagum banget, ternyata Indonesia terutama Lampung kita itu punya harta bawah laut yang indah banget. Tapi sayang, kita enggak membawa kamera underwater atau waterproof pelindung hp buat motret di air. Padahal dokumentasi bawah air dengan segala biotanya itu sayang banget buat dilewatin.

Setelah berpuas-puas ria kita snorkling, kita baru menuju ke Pahawang. Tapi menurut gue, kalau kalian ke pahawang cuma buat ke pantai dan mandi, itu sayang banget kalau kalian enggak nyoba snorkling di spot-spot yang telah disediakan. Karena cukup membosankan, saat kita hanya bermain pasir, selfie, apalagi saat pahawang dipenuhi wisatawan yang berkunjung.


 #MySleepMyAdventure



 Selfie bersama pohon bakau



 nyoba selfie di spot favorit visitor pahawang



Dan ada yang gue sayangkan saat kita dilarang mendekati villa yang terletak di belakang background foto kita diatas. Katanya itu milik Mr. Jo warga negara perancis. Dan ada juga papan larangannya loh, intinya dilarang memasuki area pribadi gitu. Kita lupa mendokumentasikannya. Hal yang aneh, ini Indonesia, negara kita, dan Provinsi Lampung juga bagian dari Indonesia bukan Perancis. Tapi kenapa warga Indonesia sendiri dilarang mendekati atau mengunjungi area tersebut ?

Setelah puas foto-foto dan berkeliling pahawang kecil, kita melanjutkan kegiatan snorkling di area spot lainnya dengan arahan dari mas-mas nahkoda yang kita enggak tau namanya karena belum sempet kenalan. Tapi karena air sedang surut, dan kedalaman menjadi dangkal juga dipenuhi terumbu karang berukuran besar, kita pindah ke spot ke 3.


Ini foto saat adegan pembuangan penceng dan mas edi. Tapi sayang, mereka berhasil menyelamatkan diri saat akan ditinggal

Saat tiba di spot ke 3, kita langsung kembali ber-snorkling ria. Dan pemandangannya sumpah, lebih keren dari yang spot awal tadi. Tapi cukup dalam di area ini. Jadi gue saranin mesti pakai pelampung buat kalian yang enggak bisa berenang. Karena kedalaman sekitar 4-5 meter.




Saat snorkling di area spot ke 3 ini, kita melihat beragam biota laut, juga penanaman taman-taman karang bawah laut, juga tulisan besar i love u pahawang dan pulau pahawang wisataku. Karena kita enggak punya dokumentasinya, jadi gue ambil dokumentasi ini di google. Dan emang begini pemandangan bawah laut di area ini.






Setelah puas snorkling, kita melanjutkan perjalanan ke pulau kelagian lunik untuk makan. Karena stok makanan kita udah habis dan perut udah keroncongan bercampur dugem. Semangkuk indomie dihargai 10k karena transport untuk pembelian ke pasarnya pun mahal, begitu kata penjualnya. Setelah makan, kita pun ngopi-ngopi santai sambil bercengkrama dengan warga pantai yang singgah.



 Penjaga pantai lagi merenungi nasib




Foto di area kelagian lunik

Setelah cukup berisitirahat, makan, dan berkeliling kita memutuskan untuk pulang karena waktu telah menunjukkan jam 16.30 wib.







Dokumentasi sebelum kembali ke dermaga klara

Setibanya di klara kita langsung mandi, bersalin, dan berfoto lagi -__-. Salam perpisahan tjoy

Kita pulang pukul 17.15 Wib, dan tiba di Sribhawono lampung timur pukul 21.30 wib, setelah melewati rute Bandar Lampung - Natar - Tegineneng - Metro - Sukadana - Jepara. Lelah banget rasanya, tapi seenggaknya terbayar dengan pemandangan bawah laut yang begitu mengagumkan. Terima kasih Lampungku untuk segala keindahan ciptaan Tuhan yang kau punya, yang kau tunjukkan pada kami. Pahawang Island, we will miss u :)


No comments:

Post a Comment